Ketika kita mencari info di
internet tentang bahaya penggunaan headset,
kita dengan mudah menemukannya. Kemudian timbul beberapa pertanyaan berikut
dalam otak saya :
Mengapa menggunakan headset itu berbahaya ?
Seberapa besarkah bahaya yang
ditimbulkan dari penggunaan headset ?
Dan kali ini akan saya bahas
bahaya penggunaan headset menurut bidang yang saya tekuni yaitu Fisika.
Mengapa menggukan headset
berbahaya ?
Bahaya yang ditimbulkan oleh
penggunaan headset sebenarnya adalah
intensitas bunyi yang dikeluarkannya. Dalam pelajaran Fisika SMA, pada bab
bunyi sudah dijelaskan tentang pengertian intensitas bunyi. Intensitas bunyi
adalah energi bunyi yang menembus suatu luas permukaan tiap detik. Intensitas
bunyi sulit untuk dihitung, alat yang ada di pasaran hanya dapat menghitung
taraf intensitas bunyi. Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan nilai
logaritma antara intensitas bunyi dengan batas ambang pendengaran manusia.
Besarnya taraf intensitas bunyi
berbanding lurus dengan jumlah sumber bunyi dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak. Misalnya satu orang yang berbisik-bisik menghasilkan taraf
intensitas bunyi sekitar 20 dB, jika 1000 siswa upacara berbisik-bisik maka
akan menghasilkan taraf intensitas yang lebih besar sehingga akan terdengar
gaduh. Taraf intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Artinya
semakin jauh dari sumber bunyi maka taraf intensitas bunyi akan semakin lemah.
Dan kita tahu berapa jarak headset
dan bayangkan berapa besar intensitas yang diterima gendang telinga pada jarak
segitu dari sumber bunyi,.....
Headset akan lebih berbahaya lagi jika digunakan ketika naik
kendaraan, misalnya bus. Misalnya kita naik bus ekonomi yang terbilang agak
“berisik” sehingga agar sedikit enjoy
kita mendengarkan musik menggunakan headset.
Tahukan anda bahwa taraf intensitas pada bus ekonomi ada pada kisaran 85
dB, sama dengan ruang karaoke. Untuk mengalahkan suara dari luar, kita akan
menambah volume musik. Dan di sinilah letak bahayanya. Berapa intensitas bunyi
yang diterima oleh gendang telinga kita? mungkin 90 dB atau bahkan lebih.
Saya punya asumsi atau hipotesis
bahwa, mendengarkan musik dalam bus patas lebih aman karena tidak se”berisik”
dalam bus ekomoni. Dan ketika melakukan pengukuran, ternyata anggapan saya
salah. Taraf intensitas bunyi dalam bus patas tidak jauh berbeda dengan bus
ekonomi. Mengapa demikian, padahal jelas-jelas bahwa suara mesin bus skonomi
terdengar sangat jelas dan “berisik”? Suara dalam bus patas adalah suara frekuensi
rendah seperti dengungan dan suara pada bus ekonomi lebih tinggi frekuensinya.
Dalam hal intensitas masih sama.
Berikut ini adalah screenshot
pengukuran intensitas bunyi pada 2 buah bus patas :
Keduanya menghasilkan nilai taraf intensitas yang sama, sekitar 83 dB. Taraf intensitas ini sama dengan suara musik di dalam kamar yang sampai mengganggu kamar tetangga,... cukup keras, tetapi karena telinga cepat beradaptasi sehingga kita merasa biasa.
Patas Solo-Semarang |
Patas Surabaya-Solo |
Terimakasih informasinya !!!
ReplyDeleteInfo menarik !!!
ReplyDelete